Sejarah Mie Instan
Barang kali kita pantas berterima kasih kepada Mamofuku Ando, orang
Jepang kelahiran Chiayi, Taiwan, 5 Maret 1910. Berkat kerja keras dan jerih
payahnya kita sekarang bisa menikmati kelezatan mie instan. Makanan cepat saji
dengan banyak penggemar, yang masuk ke Indonesia pada pertengahan tahun
1960-an.
Begini
ceritanya…
Ditinggal
orang tuanya, Ando yang berumur 3 tahun harus membantu neneknya mengurus rumah.
Balita ingusan itu pun mesti menjaga toko. Belum lagi harus mencuci pakaian dan
mamasak. Hasilnya positif, ia jadi pintar masak-memasak, tapi sebaliknya
sekolahnya terlantar.
Beranjak
remaja dan dewasa, ia berkeinginan mejadi pedagang. Harta peninggalan orang
tuanya pun digunakan untuk berdagang pakaian rajutan di Taiwan dan Osaka,
Jepang. Usahanya terbilang maju.
Ia pun
bisa kembali ke bangku sekolah menyelesaikan pendidikan yang sempat
terbengkalai. Ia lulus program magister ekonomi Universitas Ritsumeikan pada
tahun 1934 dan mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa diterimanya dari
universitas yang sama pada tahun 1994.
Namun
kemudian ia dituduh korupsi dalam perdagangan senjata dan onderdil pesawat. Ia
lantas dijebloskan ke penjara. Setelah 2 tahun hidup di penjara, ia pun
dibebaskan. Pada 1956, satu-satunya harta yang tertinggal adalah rumah.
Masa
itu Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya menyumbangkan gandum ke Jepang yang
sedang paceklik pangan. Harga terigu menjadi murah. Pemerintah Jepang pun
menganjurkan rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu sebagai pengganti nasi.
Melihat
banyak orang melahap mie, di dekat toserba hankyu di Osaka, pikiran Ando
terbuka. Mengapa tidak membuat mie dari terigu? Bukankah orang Jepang sangat
menyukai mie.
Apalagi
mie dirasa enak, murah, tahan lama, dan tidak sulit mengolahnya.
Ide itu
terus dipikirkannya. Cuma ia tidak mau membuat mie biasa yang sudah banyak
beredar di pasaran. Ia ingin membuat mie bentuk lain yang enak, lebih cepat dan
mudah diolah, serta gampang didapat dimana-mana.
Ando
mulai mewujudkan impiannya dengan membeli mesin pembuat mie dan bereksperimen
membuat mie instant di halaman belakang rumahnya. Mula-mula mie digoreng agar
lebih awet, gurih, dan cepat diolah.
Lalu
menimbang-nimbang rasa yang pas untuk kuah itu. Dipilihnya kuah ayam karena
yang netral. Ando membawa contoh mie instannya ke sebuah toko serba ada.
Ternyata semuanya ludes hari itu juga. Waktu itu tahun 1958.
Halaman
rumahnya tak cukup menampung pesanan. Ia memindahkan usahanya ke sebuah gudang
kosong di Osaka. Di sana Ando membuat mie instant dibantu
keluarganya. Sejak itu perusahaan-perusahaan besar terus menerus ingin
menjadi penyalur mie instannya.
Desember
1958, Ando menamai perusahaannya Nissin Foods. Beberapa bulan kemudian ia
pindah ke sebuah pabrik seluas 20.000m2. Ia menerima penghargaan Ordo
Matahari Terbit Kelas II dari Pemerintah Jepang. Chicken Ramen dan Cup Noodles
adalah produk-produk ciptaannya.
Tahun
1960 ia membuka pabrik kedua, dan tahun berikutnya lahir pabrik baru
lagi. Meski mie instant laris manis, Ia tak bosan-bosan bereksperimen
untuk terus memperbaiki mutu. Bahkan ada keinginan memperkenalkan dan
menjualnya ke luar negeri. Untuk melihat semua kemungkinan itu, ia pergi
berkeliling Eropa dan Amerika tahun 1966. Di sana ia melihat orang makan mie
dengan garpu, tanpa kuah dan memakai piring, dan menyeruput mie dianggap tidak
sopan. Ia juga mengamati ada kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas
tanpa harus dimasak. Ada gelas kertas sekali pakai dan kertas almunium sebagai
wadah kedap udara.
Ando
pun mendapat ilham membuat mie instant dalam wadah berbahan stereofoam, yang
lantas ditutup rapat dengan lembaran aluminium. Mie gelas itu tidak perlu
dimasak, cukup diseduh. Supaya tidak hancur terkocok-kocok, mie dibuat lebih
tebal. Disediakan pula garpu untuk memakannya. Di puncak keberhasilannya, Ando
yang pada tahun 1988 genap berumur 77 tahun, membuka Foodeum di Shinjuku,
Tokyo. Gedung itu disebut pula ISTANA MIE karena mempunyai beberapa
restoran mie, tempat disko, dan museum mie.
Mamofuku
Ando meninggal di Ikeda, Osaka, 5 Januari 2007 pada umur 96 tahun. Meninggal
dunia karena gagal jantung di Rumah Sakit Kota Ikeda, Prefektur Osaka.
Peringatan 100 tahun kelahiran Momofuku Ando dirayakan pada 5 Maret 2010. Acara
spesial berjudul Instant Ramen Hatsumei Monogatari : Ando Momofuku-den (Kisah
Penemuan Mi Instan: Biografi Momofuku Ando) ditayangkan secara nasional oleh
Tokyo Broadcasting System.
Dalam
film dokumenter ini, Momofuku Ando diperankan oleh Ryji Harada, narasi oleh
Kazuo Tokumitsu dan Miki Takai.
Prinsip
utama dari darinya adalah, “Dunia damai kalau semua orang cukup makan”, “Makan
yang benar membuatmu cantik dan sehat”, dan “Produksi makanan adalah melayani
rakyat”. Ketiga butir prinsip tersebut dijadikan prinsip dasar kegiatan bisnis
dan pengembangan produk Nissin Foods.
Dampak Mengkonsumsi Mie Instan secara Berlebihan
Menurut sistem ekskresi manusia, untuk mengeluarkan zat-zat pengawet
tersebut dari dalam tubuh kita butuh waktu sekitar 4 hari. Jadi idealnya kita
mengonsumsi mie instan itu minimal 4 hari sekali. Jika terlalu
sering maka bahan-bahan pengawet tersebut tidak sempat dikeluarkan. Akhirnya
menumpuk dan mengendap dalam tubuh kita. Endapan ini bersifat karsinogen atau
racun dalam tubuh kita.
Efek sampingnya belum kelihatan dalam waktu singkat. Tapi dalam waktu yang
lama, apalagi usia sudah mulai tua, dampaknya mulai muncul. Mulai dari gangguan
ginjal, pengerasan hati, hingga penyumbatan pembuluh darah yang berujung pada
stroke. Karena itu, ikutilah cara memasak mie instan yang benar.
Tips Mengonsumsi dan Memasak Mie Instan yang Benar
Mengonsumsi mie instan bagi anak kost, orang yang hidup sendiri, dan orang
sibuk adalah sesuatu yang sulit dihindari. Makanan cepat saji ini rasanya
memang enak, sedap, dan cara memasaknya cukup instan. Di samping itu juga
tersedia berbagai macam rasa dan harganya relatif murah. Namun perlu diingat,
mengonsumsi makanan yang monoton, makanan apa saja, adalah kurang baik bagi
kesehatan.
Mungkin tips dan trik berikut ini bisa membantu kita dalam menyiasati agar
tetap bisa mengonsumsi mie instan:
- Mengonsumsi
mie instan minimal 4 hari sekali. Agar ada waktu bagi tubuh kita untuk
mengeluarkan bahan pengawet yang terkandung di dalamnya.
- Fungsi
mie instan adalah sebagai asupan karbohidrat. Jadi, hindari mengonsumsi
mie instan dengan nasi supaya tidak kelebihan karbohidrat dan kadar gula
yang berakibat obesitas dan diabetes. Karena berfungsi sebagai asupan
karbohidrat sebaiknya tambahkan sayur dan lauk pauk, seperti sawi, kubis,
tauge (kecambah), tomat, wortel, mentimun, telur, dan sejenisnya.
- Jangan
jadikan mie instan sebagai makanan pokok. Jadikan sebagai selingan saja.
- Hindari
minuman yang dingin dan bersoda setelah makan mie instan karena kandungan
sodium dalam mie instan sudah cukup tinggi.
Ketika kita merebus mie instan, air rebusannya kelihatan keruh dan
berminyak. Itulah zat pengawet buatan, pewarna kuning buatan tartrazine),
lapisan lilin, pengemulsi, dan pengental yang keluar dari mie instan dan
terlarut dalam air rebusan. Air rebusan ini rasanya sedap karena di dalamnya
juga ada penyedap rasa buatan. Sebaiknya air rebusan ini jangan ikut
dikonsumsi. Ikuti langkah-langkah berikut ini.
Rebus mie instan dengan air bersih sampai mendidih. Kemudian tiris rebusan
tersebut dengan saringan (gambar 1). Diamkan beberapa saat sampai air rebusan
benar-benar habis. Selanjutnya didihkan lagi air tanpa mie instan. Untuk
membuat mie goreng, gunakan air didih tersebut untuk menyiram mie instan yang
telah ditiris (gambar 2). Sedangkan untuk membuat mie rebus, masukkan mie yang
telah ditiris ke dalam piring atau mangkok kemudian tambahkan air yang telah
mendidih tersebut (gambar 3).
Cara ini memang belum menghilangkan 100% zat aditif kimia pada mie instan.
Tentunya masih ada zat aditif yang masih melekat. Setidaknya sudah berkurang
dan lebih aman untuk dikonsumsi.
Manfaat Belimbing Wuluh untuk Mengatasi Bahan Pengawet
pada Mie Instan
Cara di atas hanya mengurangi bahan kimia yang terkandung dalam mie-nya
saja. Masih ada bahan kimia pada bumbu, kecap, saos, dan minyak. Ada
nipagin/paraben sebagai bahan pengawet, ada MSG (monosodium glutamat) sebagai
penyedap rasa buatan, ada pewarna buatan, dan bahan aditif lainnya.
Ternyata belimbing wuluh bisa dimanfaatkan untuk mengatasi bahan-bahan
kimia tersebut. Berikut ini cara memanfaatkan khasiat belimbing wuluh untuk
mengatasi bahan kimia pada mie instan.
Siapkan bumbu, kecap, saos, dan minyak bawaan mie instan. Kemudian masukkan
jadi satu ke dalam mangkok atau piring. Selanjutnya ambil sebuah belimbing
wuluh dan bersihkan. Iris belimbing wuluh tipis-tipis secara membujur (lihat
gambar). Buang bagian dalam belimbing wuluh. Setelah itu campur dan aduk dengan
bumbu-bumbu mie instan. Masukkan mie instan yang telah direbus. Hidangkan dan
nikmati.
Bagaimana rasanya? Asam, kecut? Tidak sama sekali. Rasanya tidak asam
meskipun diberi 1 buah belimbing wuluh. Malah lebih sedap dan gurih. Belimbing
wuluh, ada yang menyebut belimbing sayur atau belimbing asam, rasanya memang
asam. Bahkan sangat asam. Jika kita makan belimbing wuluh secara langsung, muka
jadi mengkerut dan mata terpejam. Itulah sebabnya belimbing wuluh biasanya
dipakai oleh ibu-ibu rumah untuk memasak sayur yang bercita rasa asam,
menghilangkan bau amis ikan laut, dan lain-lain. Tetapi ketika belimbing wuluh
dicampur dengan bumbu-bumbu mie instan, rasa asamnya hilang sama sekali. Itu
artinya, senyawa asam belimbing wuluh bereaksi positif menetralkan senyawa
kimia yang terkandung dalam bumbu-bumbu mie instan.
Info Lainnya
Ada info yang menyatakan bahwa kamu tidak boleh merebus mie instan
bersamaan dengan bumbunya. Katanya, saat berada pada suhu 120 derajat Celcius
nanti, kandungan kimia pada bumbu mie dapat berubah menjadi senyawa karsinogen
dan berpotensi memicu tumbuhnya sel kanker pada tubuhmu. Hiii.. seram ya? Eits,
tapi ternyata info tersebut tidaklah benar!
Sampai saat ini belum pernah ditemukan adanya senyawa karsinogen pada mie
instan. Di sisi lain, pemasakan mie instan tidaklah sampai pada suhu 120
derajat Celcius. Mie instan sebelumnya telah melalui proses penggorengan
sehingga yang dijual dalam kemasan sudahlah setengah matang. Untuk
menyantapnya, kamu hanya perlu memanaskan mie instan pada suhu air mendidih,
yaitu sekitar 90 – 100 derajat Celcius, dan dalam waktu kurang dari 5 menit.
Salah satu alasan mengapa mie instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan
bumbunya adalah karena dapat mengurangi cita rasa yang telah dibentuk oleh
produsen. Mie instan dianjurkan untuk memiliki kuah sebanyak 400 cc, tapi
seringnya kita memasak air rebusan tidak menggunakan takaran sehingga bisa saja
berlebihan. Nah, kalau bumbunya sudah telanjur tercampur, bisa jadi bumbunya
tidak akan terasa sama sekali. Mie instan jadi hambar dan tidak enak, deh.
Sumber: